Langit selalu menyimpan kejutan. Salah satu fenomena alam yang paling memukau sekaligus membingungkan banyak orang adalah pelangi api, sebuah tampilan cahaya di atmosfer yang menyerupai pelangi, namun jauh lebih eksotis dan dramatis. Meskipun namanya mengandung kata “api”, fenomena ini sama sekali tidak berhubungan dengan panas ataupun pembakaran. Justru, pelangi api adalah hasil dari interaksi sinar matahari dan kristal es di langit — dan hanya bisa terjadi dalam kondisi yang sangat spesifik.

Fenomena ini sangat langka dan sulit diprediksi, menjadikannya salah satu tontonan alam yang paling dicari oleh para pengamat langit dan fotografer lanskap. Tapi, bagaimana sebenarnya pelangi api terbentuk? Apa yang membedakannya dari pelangi biasa? Dan mengapa hanya sedikit orang yang pernah melihatnya secara langsung?


1. Apa Itu Pelangi Api?

Pelangi api dikenal secara ilmiah sebagai circumhorizontal arc — sebuah jenis halo optik yang terbentuk ketika sinar matahari melewati kristal es heksagonal yang berada di awan cirrus tinggi di atmosfer. Meskipun penampakannya bisa menyerupai lidah-lidah api berwarna di langit, fenomena ini sebenarnya merupakan pembiasan cahaya, bukan nyala api sungguhan.

Pelangi api tidak memiliki bentuk setengah lingkaran seperti pelangi setelah hujan. Sebaliknya, warnanya tersebar lebih horizontal, seperti guratan atau sapuan warna yang membentang mendatar di langit.


2. Bagaimana Pelangi Api Terbentuk?

Agar pelangi api bisa muncul, ada beberapa kondisi atmosferik yang sangat spesifik yang harus terpenuhi. Tidak heran jika kemunculannya sangat langka.

Syarat Terjadinya Pelangi Api:

  • Matahari harus berada tinggi di langit, setidaknya 58 derajat atau lebih dari garis horizon.
  • Awan cirrus atau cirrostratus harus hadir di atmosfer bagian atas. Awan ini mengandung kristal es berbentuk pelat datar heksagonal.
  • Kristal es harus tersusun secara horizontal, seperti cermin kecil yang menggantung di udara.
  • Sinar matahari harus masuk ke salah satu sisi kristal es, lalu dibiaskan keluar dari sisi bawahnya, menciptakan efek warna-warni seperti spektrum cahaya.

Jika salah satu dari kondisi ini tidak terpenuhi, pelangi api tidak akan terbentuk.


3. Keunikan Warna Pelangi Api

Pelangi api memancarkan warna-warna yang lebih terang dan jenuh dibandingkan pelangi biasa. Alasannya karena proses pembiasan pada kristal es jauh lebih terfokus dibandingkan pembiasan pada tetesan air hujan.

Beberapa hal menarik dari warna pelangi api:

  • Warna lebih kontras dan menyala, terutama merah, biru, dan hijau.
  • Terkadang tampak seperti lidah api berwarna yang menjalar di langit.
  • Dapat muncul dalam bentuk garis lurus, melengkung, atau bahkan pecah menjadi beberapa fragmen tergantung kondisi awan.

Karena tampilannya sangat dramatis, banyak orang yang pertama kali melihatnya mengira bahwa itu adalah fenomena supranatural atau pertanda cuaca ekstrem. Padahal, ini murni hasil interaksi cahaya dan es di atmosfer.


4. Mengapa Pelangi Api Begitu Langka?

Ada beberapa alasan mengapa pelangi api termasuk salah satu fenomena optik paling langka di langit:

  • Sudut matahari yang harus tepat (tinggi 58 derajat ke atas) hanya terjadi beberapa jam dalam setahun tergantung pada lintang geografis.
  • Jenis awan cirrus yang mengandung kristal es datar juga tidak selalu muncul, dan sulit diprediksi kapan dan di mana akan terbentuk.
  • Di beberapa negara dengan lintang tinggi (seperti Skandinavia atau Kanada), matahari jarang cukup tinggi untuk memenuhi syarat pembentukannya.
  • Bahkan di negara yang dekat dengan garis khatulistiwa, pelangi api masih tergolong jarang karena ketergantungan pada kondisi awan tertentu.

Singkatnya, meskipun langit tampak cerah, tidak semua hari cerah bisa menghasilkan pelangi api.


5. Di Mana Pelangi Api Bisa Dilihat?

Beberapa tempat di dunia memiliki kemungkinan lebih besar untuk melihat pelangi api karena letak geografis dan pola cuacanya. Negara-negara yang berada di lintang tengah hingga rendah dan mengalami musim panas yang panjang sering kali menjadi lokasi munculnya fenomena ini.

Beberapa lokasi terkenal:

  • Amerika Serikat bagian selatan, terutama saat musim panas.
  • Cina, Jepang, dan Taiwan, dalam kondisi atmosfer tertentu.
  • Indonesia dan negara tropis lain, meskipun jarang, berpotensi melihatnya karena intensitas sinar matahari yang tinggi.

Namun, karena syaratnya sangat khusus, keberuntungan tetap menjadi faktor utama.


6. Fakta Menarik tentang Pelangi Api

  • Bukan Pelangi Biasa: Meskipun namanya “pelangi”, pelangi api tidak disebabkan oleh hujan. Tidak ada tetesan air dalam proses pembentukannya.
  • Bukan Api: Sama sekali tidak ada elemen api dalam fenomena ini. Nama “pelangi api” hanya merujuk pada tampilannya yang menyerupai nyala api berwarna-warni.
  • Bisa Bertahan Lama: Jika kondisi atmosfer stabil, pelangi api bisa bertahan selama beberapa menit hingga satu jam.
  • Bisa Muncul Bersamaan dengan Fenomena Optik Lain: Kadang pelangi api terlihat bersama dengan halo matahari atau parhelion (sun dog).

Jika kamu suatu hari melihat guratan cahaya berwarna mencolok membentang mendatar di langit biru cerah, jangan ragu untuk berhenti sejenak, menengadah, dan menikmati momen langka yang mungkin tidak akan terulang dalam waktu dekat. Itulah pelangi api — keindahan alam yang jarang, misterius, dan tak terlupakan.